»»  READMORE... My Adventure Story
RSS Contact

Sabtu, 14 Januari 2012

0 komentar

Shinjitsu


Power 2

Tak terasa sudah jam 2, saatnya pulang sekolah. Begitu bel berbunyi semua anak memasukan bukunya ke dalam tas dan bersiap-siap untuk pulang. Sebagian anak sudah keluar kelas, aku melihat ke jendela. Raichi sedang menungguku di gerbang!

Entah kenapa aku jadi ingin cepat-cepat menemuinya. Aku berlari menuruni tangga dan menghampiri Raichi. Wajahnya memerah saat aku menatap matanya, dia segera memalingkan wajahnya lalu menggandeng tanganku.

Kami berjalan dalam diam, mungkin masih agak aneh rasanya kalau tiba-tiba kita sudah pacaran. Tanpa kusadari aku sudah mengikuti Raichi sampai ke hutan kota yang agak besar.

Raichi membawaku masuk ke hutan itu, aku sangat kaget begitu melihat gedung kokoh yang berdiri di tengah-tengah hutan. Sebenarnya tempat apa ini? Aku baru tau sekarang!

“Ini adalah markas besar Shinjitsu. Jangan bertanya dulu, pertanyaanmu akan dijawab oleh kapten” kata Raichi sambil menatap gedung kokoh itu

Kami berjalan masuk ke dalam markas yang sangat besar itu. Di dalamnya terlihat seperti rumah mewah yang sangat bagus lalu ada seseorang yang bersandar di pilar.

“Yo, Raichi. Berhasil rupanya? Aku sudah dengar loh, kau menembaknya kan? Gadis itu” kata orang itu sambil melirikku

“Oh tutup mulut deh! Yuuki, ini Michiru” kata Raichi memperkenalkan orang itu

“Halo nona manis” kata Michiru sambil mencium tanganku, tapi Raichi segera melepaskannya “Kapten menunggumu di kantornya, Raichi” lanjut Michiru

“Ayo pergi, Yuuki. Aku akan mengajakmu lihat-lihat dulu sambil naik ke lantai 4” katanya

Kami pergi meninggalkan Michiru yang memainkan gamenya berdiri di pilar sendiri. Aku memandang wajah Raichi, wajah yang cemburu! Aku tertawa kecil melihatnya.

“Apa? Ada yang lucu di wajahku?” tanya Raichi yang melihatku tertawa

“Tidak..... Hei, panggil saja dengan nama depanku. Hi-ka-ri” kataku pada Raichi

“Hmm, baiklah Yuu- er,, Hikari” katanya canggung

Kami meneruskan perjalanan berkeliling di markas yang super luas ini.

Markas ini sangat menakjubkan. Ada banyak kamar, teras , beranda , ruang latihan, kantor yang semuanya serba besar dan mewah. Ini lebih kelihatan seperti hotel daripada markas.

Fasilitasnya sangat bagus. Banyak barang antik di markas ini, ada bermacam-macam senjata tempur tersimpan rapi di ruang senjata, deretan lukisan aneh dari pelukis terkenal.

Markas ini terdiri dari 4 lantai yang super luas dan 1 lantainya terdapat 20 ruangan yang besar. Aku berharap punya 10 mata, aku tidak henti-hentinya menengok ke sana kemari.

Akhirnya kami sampai ke pojok lantai 4, tempat kantor kapten berada. Kantor itu sangat bagus dan mewah hanya itu saja yang bisa kupikirkan saat melihatnya.

Di dalam terdapat 1 lukisan kuda-kuda yang besar tergantung di dinding. Lemari tinggi di pojok ruangan dengan buku-buku tua di dalamnya. Karpet mahal yang mengalas lantai marmernya. Vas antik berisi bunga Edelwis segar. Meja kerja persegi yang besar dan kursi hitam tinggi di belakang meja.

Di kursi itu duduk sesosok pria yang kukenal entah di mana sedang membalik-balik berkas-berkas yang berisi data buronan.

Orang itu memakai kacamata hitam persegi. Rambutnya pirang dan agak jabrik, berkulit putih dan bertubuh ramping.

Dia memakai kaos putih yang ditutupi mantel berkerah tinggi berwarna hitam juga dengan jelana jins panjang berwarna kebiruan. Dia memakai sepatu kets berwarna hitam dengan merk terkenal.

“Oh, kau sudah datang ya” kata orang itu padaku

“Aku pergi dulu” kata Raichi meninggalkanku

“Baiklah, ayo duduk dulu” katanya sambil menarik kursi di samping lemari ke depan mejanya

Sesaat kemudian kami sudah duduk berhadap-hadapan dengan meja di tengahnya. Orang itu membuka kacamatanya, mata kanannya berwarna merah menyala dan mata sebelah kirinya berwarna coklat kelam.

“Namaku Earl, kau pasti pernah melihatku di sekolah walaupun sekali saja. Aku ketua osis SMU Seiryu dan aku yang membangun markas ini” kata Earl memulai pembicaraan

“Eh? Bagaimana kau bisa membangun markas sebesar dan semewah ini?” tanyaku heran

“Aku adalah direktur perusahaan Light Designer. Lalu aku juga pemimpin dari organisasi ini, Shinjitsu” katanya serius

Perusahaan Light Designer memang sudah tak asing didengar, perusahaan yang mendesign rumah-rumah mewah juga perabotannya. Tapi kalau Shinjitsu? Sama sekali belum pernah kudengar

“Shinjitsu? Ap---”

“Sssst, itu yang akan kujelaskan sekarang, Hime-san (putri). Sebenarnya di dunia ini banyak pengguna kekuatan atau lebih sering disebut Vizulla  oleh kami. Ada yang baik ada juga yang jahat, tugas Shinjitsu adalah membasmi yang jahat itu” kata Earl menjelaskan

“Jadi Shinjitsu itu semacam organisasi yang membela kebenaran?” tanyaku ragu-ragu

“Bingo! Itu dia, jadi sekarang kau mau bergabung? Sebenarnya kau juga seorang Vizulla.” Balas Earl

“Tapi... aku tidak pernah tau aku seorang Vizulla. Bagaimana kau bisa tau?”

“Terlihat jelas di lingkunganmu. Kau dijauhi orang-orang yang seharusnya kau panggil teman karena mereka secara tidak sadar takut pada kekuatanmu” jelas Earl

“Jadi di sini aku bisa belajar untuk mengendalikan itu?”

“Tentu saja. Itulah gunanya Shinjitsu, kau mau bergabung?”

“Sepertinya tidak terlalu buruk, aku ikut” jawabku

Dengan ini aku melangkah memasuki dunia yang benar-benar baru bagiku. Mungkin di sinilah tempatku seharusnya, dunia yang penuh dengan hal mustahil.

“Kalau begitu berhentilah kerja part-time. Jangan khawatir, semua kebutuhanmu sudah diurus” kata Earl

“Baiklah” jawabku singkat

“Kalau begitu kita sudah sepakat. Ayo ikut aku, akan kuperkenalkan anggota lainnya memang masih sedikit sih. Tapi aku yakin pasti akan menjadi organisasi besar” katanya sambil mengajakku keluar

Earl-senpai mengajakku ke lantai 3 yang terdapat ruang santai. Di sana ada banyak sofa empuk, AC, meja kaca, TV, lemari buku, seperangkat game dan jendela besar dengan pemandangan laut yang berada di sebelah hutan ini.

Ada 6 orang termasuk Raichi yang berada di ruangan yang sangat nyaman itu. Earl memperkenalkanku dengan semuanya.

Ryuuki, lelaki berambut coklat, bermata hitam, berkulit agak kuning dan bertubuh ramping dengan kekuatannya "Salju".


Michiru, lelaki berambut biru laut, bermata biru, berkulit putih dan sedikit berotot dengan kekuatannya "Listrik".

Komatsu, lelaki berambut merah, bermata orange dan bertubuh kurus dengan kekuatannya "Suara".

Naito, lelaki berambut hitam, bermata coklat dan memiliki wajah imut dengan kekuatannya "Angin".

Hitomi, gadis berambut biru langit, bermata biru dan memiliki bentuk tubuh yang sempurna dengan kekuatannya "Air". Dia satu satunya cewek sebelum aku datang.

Akira. Lelaki berambut sangat hitam, bermata hitam dan memiliki senyum yang bisa membuat suasana menjadi tenang dengan kekuatannya "Bayangan".

“Nah, itu adalah anggota Shinjitsu dengan aku sebagai pemimpinnya. Aku yakin ksu sudah tau tenntang Raichi jadi aku tidak perlu menjelaskannya” katanya sesudah memperkenalkan.

Memang sih tadi Michiru menyebutnya kapten tapi tak kusangka orang masih semuda ini.

“Kapten, apa kekuatan gadis itu?” tanya Komatsu

“Belum diketahi. Mungkin setelah bertemu partnernya kekuatannya akan diketahui” jawab Earl santai

“Partner?” tanyaku spontan

“Oh, aku lupa menjelaskannya” kata Earl

Earl senpai menjelaskanku tentang partner. Di Shinjitsu , partnernya bukan manusia melainkan hewan. Semua Vizulla rata-rata mempunyai partner, partner sangat berguna untuk mengaktifkan kekuatan sampai melewati titik batas normal.

Earl-senpai memberitau partner-partner anggota Shinjitsu. Mereka semua memiliki partner masing-masing.

Raichi partnernya bird of paradise 

Ryuuki partnernya beruang kutub
Michiru partnernya rubah
Komatsu  partnernya kelelawar
Naito partnernya merpati
Hitomi partnernya axolotl
Akira partnernya ermine

“Mungkin kau bisa mencari partner besok. Tak perlu khawatir tentang itu, mereka sendiri yang akan mendatangimu jika mereka merasa cocok denganmu. Cukup dekati saja semua hewan yang kau temui” jelas Earl

“Akan kucoba...”

“Sekarang sudah jam 6, kau ingin pulang atau ingin makna dulu di sini?” tanya Earl

“Aku pulang saja” jawabku

“Biar kuantar” kata Raichi sambil berdiri

“Wah wah.... pacar yang perhatian” rayu Michiru

“Diam”

Akhirnya Raichi mengantarku pulang setelah hari yang melelahkan ini. Kami keluar dari hutan kota dan berjalan menuju rumahku

“Hei, pulang sekolah nanti mau ke kebun binatang? Mungkin akan mempermudah untuk mencari partner” ajak Raichi

“Boleh saja”

Jadi... besok adalah kencan pertamaku! Aku jadi malu sendiri jika memikirkannya. Setelah perjalanan yang singkat, kami sampai di rumahku.

“Sayonara” kata Raichi

“Ya.. Sayonara” balasku

Aku merogoh kunci dari saku jaketku lalu membuka pintu rumah. Aku menaruh tasku di tempat tidur lalu bersiap untuk berendam di ofuro.

Sekarang aku sudah memasuki dunia yang baru jadi aku harus belajar untuk beradaptasi dengan semua keanehan di dunia itu....

Aku sangat menikmati saat berendam sampai tak terasa sudah 1 jam lebih aku berendam. Aku segera keluar dari ofuro dan memakai piayama.

Ting tong  suara bel rumah berbunyi. Siapa yang mau berkunjung ke rumahku malam-malam begini? Aneh....

Aku membuka pintunya dan ternyata itu adalah pengantar pizza. Aku menebak kalau itu pasti pemberian Earl-senpai.

Jadi malam itu aku makan pizza pemberian Earl-senpai itu. Hari inipun berakhir saat aku memejamkan mataku dan tertidur.

Shinjitsu


Power 1

Namaku Hikari Yuuki, aku adalah siswi SMU Seiryu yang terkenal dengan sebutan “Sekolah Elite”. Fasilitasnya sangat bagus, guru-gurunya sudah diseleksi ketat untuk masuk ke sekolah itu. Satu lagi, SMU itu dipenuhi anak-anak kaya.

Aku sejak dulu tidak punya teman, entah kenapa mereka menjauhiku. Mungkin karena aku buka orang kaya. Aku sudah terbiasa dengan ini jadi aku berhenti mendekati mereka dan tidak memikirkan alasan mereka untuk menjauhiku.

Aku tidak dibullying  tapi hanya diabaikan atau mungkin dibenci lalu dijauhi. Dari kecil aku sudah terbiasa hidup begini dan aku berhenti menangis karena itu sia-sia saja.

Aku sudah bisa melakukan semuanya sendiri tanpa dibantu siapapun karena dari kecil aku sudah diabaikan bahkan oleh keluargaku sendiri.

Setelah merasa orang tuaku tidak peduli aku berhenti untuk mengharapkan kasih sayang dari siapapun dan melakukan semuanya sendiri

Saat ini aku melakukan kerja part-time di cafe untuk memenuhi kebutuhanku sendiri. Karena aku tergolong murid cerdas, aku dapat beasiswa di SD, SMP dan SMU jadi aku tidak perlu pusing dengan biaya sekolah elit itu.

Kehidupanku sejak dulu masih tetap sama setiapharinya. Kegiatan, nilai dan tetap tidak punya teman. Tapi semuanya berubah berubah sejak "dia" masuk ke dalam kehidupanku.

"Dia" adalah siswa pindahan bernama Raichi yang pindah seminggu yang lalu. Dia memberikan sesuatu yang tidak kuharapkan, “kasih sayang” meskipun aku tidak memintanya. Rasanya baru kali ini aku mendapatkan sesuatu seperti itu.

Raichi selalu memperhatikanku dan membantuku, kasih sayang itu seperti candu. Lama kelamaan aku mulai kecanduan kasih sayang, Raichi sudah melelehkan hatiku yang dingin.

Dia mengubah aku yang cuek menjadi lembut sepertimu. Dia selalu  membuatku tersenyum setiap kali aku berada di dekatnya.

Dia bahkan pernah mengatakan sesuatu yang belum pernah kupikirkan sebelumnya, sesuatu yang membuat hatiku kebingungan.

“Orang yang hebat pasti selalu ada orang yang membenci dan menjahuimu, jadi jangan takut kalau kau dijauhi dan dibenci karena itu tandanya kau orang yang hebat" katanya lembut

Karena wajahnya yang tampan, dalam beberapa hari saja Raichi sudah menjadi “Cowok Idola” bagi para siswi. Setiap pagi kelasku selalu ribut dengan jeritan yang menyebalkan karena para siswi disapa oleh Raichi.

Meskipun sudah terkenal, Raichi masih terus menemaniku dan memperhatikanku. Dia terus-terusan memberikan “kasih sayang” padaku yang membuat rasa canduku menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya.  

Kau jahat Raichi! kau membuat tekadku goyah! Kau membuat hatiku kebingungan! Dan.... kau membuatku mencintaimu....


Raichi menyembunyikan sesuatu dariku. Aku tau itu! Tapi itu bukan hakku untuk mengetahui rahasianya, meskipun itu sangat membuatku penasaran setengah mati.


Sekarang sudah jam 7 malam, aku sedang dalam perjalanan pulang dari kerja part-time di cafe. Saat melewati taman, tanpa sengaja aku melihat Raichi yang dikelilingi oleh api juga orang yang ambruk di depannya!

Aku sangat shock sampai kakiku gemetar. Aku mengucek-ngucek mataku dan melihatnya sekali lagi, api itu masih ada! Yang lebih parah lagi, Raichi menatapku! Aku segera lari tanpa pikir panjang.

Sesampainya di rumah, aku langsung membanting diriku ke tempat tidur. Pertanyaan-pertanyaan segera memenuhi benakku.

 Api apa itu? Siapa orang yang di depan Raichi? kenapa Raichi bisa mengeluarkan api?

 Pertanyaan-pertanyaan terus memenuhi benakku. Aku bahkan mencoba menipu diriku sendiri dengan menganggap semua itu hanya khayalanku saja.

Saat aku bangun, ternyata hari sudah pagi! Aku buru-buru mandi. Setelah itu aku membuat roti panggang dan memakannya lalu menyambar tas sekolahku dan berangkat. Waktu itu aku sama sekali lupa kejadian semalam sampai aku melihat Raichi.

Di sekolah, Raichi masih terlihat seperti biasa. Tidak ada yang aneh sama sekali dari dia, apa kemarin itu hanya mimpi?

Kebenaran terungkap saat Raichi menarikku ke atap sekolah saat istirahat. Aku heran kenapa jika orang ingin membicarakan sesuatu yang rahasia pasti tempatnya di atap atau belakang sekolah.

“Hei, aku ingin membicarakan sesuatu” kata Raichi dengan tatapan mata yang belum pernah kulihat

“Tentang apa?” tanyaku penasaran

“Yah... bagaimana ya cara menjelaskannya ya? Ng.... mungkin kau harus lihat ini dulu” kata Raichi ragu-ragu

Raichi menjulurkan tangannya dengan telapak tangan di atas. Cheeees  api kecil muncukl di tangan Raichi, aku tersentak kaget. Aku sudah membuka mulutku dan bersiap untuk berteriak tapi Raichi sudah menutup mulutku lebih dulu.

"Ssssst! Jangan teriak dulu, aku belum selesai menjelaskan!” kata Raichi panik

“Hmmp!” aku tidak bisa bicara karena Raichi sudah menutup mulutku dengan tangannya.

"Aku akan melepaskan tanganku tapi jangan berteriak oke?” kata Raichi

Aku hanya mengangguk pelan, Raichi mulai melepas tangannya dari mulutku. Dia diam dulu sebentar seakan-akan mencari kata-kata yang tepat untuk disampaikan.

"Ng, aku akan langsung ke intinya ya! Kau sebenarnya punya kekuatan seperti itu juga" kata Raichi dengan polosnya

“Eh? Maksudmu.... aku juga bisa mengeluarkan api seperti itu?” tanyaku dengan ragu-ragu

“Yah.... sebenarnya belum tentu api sih... mungkin sesuatu yang lain” kata Raichi dengan santai

“Jadi apa yang akan kau lakukan?” tanyaku penasaran

“Aku tidak tau bagaimana cara menyampaikannya, mungkin kau bisa ikut denganku sepulang sekolah?” tanya Raichi “Tapi sebelum itu ada yang ingin kusampaikan” aku bisa melihat wajah Raichi mulai memerah

“Se, se, sebenarnya.... aku dari dulu terus memperhatikanmu.... aku sangat kagum padamu yang sangat tegar itu.... hmmm jadi, jadi aku ingin bilang.....” kata-katanya terputus. Wajahnya sudah memerah sampai ke telinganya

“Aishiteru!” kata Raichi lalu menundukan kepalanya yang sudah sangat merah

Aku tidak menyangka Raichi mengatakan itu! Aku sendiri kaget dan tidak percaya apa yang kudengar! Raichi segera berbalik membelakangiku dan mengatakan sesuatu

“Kalau kau ingin ikut denganku temui saja aku di gerbang sekolah” kata Raichi yang masih malu

Dia berjalan menuju pintu untuk masuk gedung. Aku segera menarik tangannya tanpa sadar dan mengatakannya

“Aishiteru mo” wajahku juga mulai memerah “Aku akan ikut denganmu nanti” lanjutku

Raichi segera berlari menuruni tangga, aku sendiri jatuh terduduk karena kakiku gemetaran dan jantungku berdetak cepat. Aku malu sendiri dengan apa yang kukatakan tadi, aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Aku sudah seperti tidak punya tenaga untuk berdiri lagi.

Aku memaksa kakiku untuk berdiri dan menuruni tangga yang rasanya seperti berjalan berkilo-kilo meter jauhnya. Di kelas, Raichi duduk di bangkunya membiarkan kepalanya menempel di kedua tangannya.

Aku tau telinga Raichi masih wajahnya masih memerah meskipun telinganya sudah tidak merah lagi. Apakah kami sudah menjadi sepasang kekasih? Ini bagaikan mimpi!

Jumat, 13 Januari 2012

0 komentar

New!

It's new year!
I want to post new version of Shinjitsu! maybe I'll post it tomorrow

Selasa, 06 Desember 2011

0 komentar

Shinjitsu

Part 35

Ketua segera menghubungi para anggota Shinjitsu yang tidak ada di markas dengan handphonenya. Dalam sekejap ketua sudah sibuk berbicara pada handphonenya.

“Hei, kenapa kin bisa berubah jadi phoenix?” Tanya hanabi

“Kau salah… Kin adalah phoenix yang sudah disegel oleh ketua” kata Raichi

“Jadi phoenix itu ada!?” kata hikari kaget

“Kau kan baru lihat sendiri tadi..” kata Raichi

“Oke, semuanya berkumpul di ruang rapat! Aku akan menyusul dengan anggota yang lain” kata ketua sambil menutup handphonenya

Semuanya segera masuk ke dalam markas dan pergi ke ruang rapat. Ruangannya lumayan besar dengan meja persegi panjang yang terbuat dari kaca dan kursi-kursi berjejer mengelilingi meja itu.

Beberapa menit kemudian Michiru dan Komatsu masuk ke ruang rapat. Anggota yang belum datag hanya Hitomi, Naito dan Akira

“Sebenarnya ‘dia’ itu siapa sih? Kenapa ‘dia’ melakukan ini?” Tanya Hikari

“Yang kutau ‘dia’ itu hanya gurunya ketua” kata Michiru

“Lalu kenapa dia menyerang kita?”  Tanya Hanabi

“Entahlah.....”

“Brak” ketua, Hitomi, Naito dan Akira masuk ke ruang rapat dan duduk di tempatnya masing-masing. Ketua duduk di kursi

Ketua menekan tombol di mejanya yang paling ujung dan layar juga keyboard transparan muncul di meja masing masing. Lalu muncul semacam denah gedung di layar itu.

“Itu adalah denah sekolah Shinigami dan...” layar berganti  “itu adalah kamera pengintai yang kuseludupkan ke dalam gedung” kata ketua

Di layar terlihat lorong panjang yang gelap. Sekolah ini... sama sekali bukan sekolah biasa, tidak ada murid yang berkeliaran di sekolah ataupun lampu.

“Sepertinya sekolah Shinigami hanyalah sekolah tua yang tidak terpakai lagi” kata ketua

“Yah terlihat sangat jelas di sini” kata Akira

“Jzzzztt” layar berubah menjadi hitam putih. Kameranya dirusak oleh seseorang yang ada di sekolah itu.

“Sampai di sini saja ya... sepertinya di sekolah ini banyak jebakan. Apalagi kita harus pergi saat tengah malam yang sangat gelap. Hikari, kekuatanmu sangat diperlukan” kata ketua

“Aku tau” kata Hikari

“Perkiraanku ‘dia’ punya banyak pengikut. Entah berapa yang ‘dia’ kerahkan untuk melawan kita, tapi kita harus tetap siap”

Layar berubah menjadi denah sekolah shinigami.

“Kalau kalian perhatikan baik-baik. Sekolah itu terdiri dari ruangan besar dilanjutkan dengan lorong panjang lalu ruangan besar lagi begitu seterusnya. Sekolah ini terdiri dari 3 lantai, mungkin saja ‘dia’ menunggu kita di lantai paling atas”

“Jadi setap ruangan kita harus menghadapi musuh?” Tanya Komatsu

“Sepertinya begitu.... dan prediksi yang paling buruk adalah kita akan dipancing untuk berpencar sendiri-sendiri. Walaupun itu tetap ingat tujuan kita, selamatkan Miyu” kata ketua

“Tentu saja!” jawab semua anggota serempak

“Kita tidak tau pasti apa kekuatan pengikut ‘dia’ jadi tidak peduli berapa kekuatan mereka, lawanlah dengan rasa keadilan. Itu adalah motto Shinjitsu” kata ketua

Semua anggota tersenyum, mata mereka seperti memancarkan cahaya. Semangat mereka terlihat jelas dari wajah mereka.

“Oke semuanya, sekarang kita akan mulai latihan memakai senjata. Jangan hanya mengandalkan kekuatan special saja! Ayo segera pergi ke ruang latihan!”

“Oke!!” jawab semuanya bersemangat

Semuanya terlihat kagum ada ketua yang memberi semangat pada semua anggota Shinjitsu yang tadinya khawatir bagaimana cara melawan ‘dia’.

“Pidao yang kekanak-kanakan ya... tapi bisa member semangat seerti ini” kata Hanabi

“Seperti itulah dia....” kata Naito

To be continued....